Senin, 15 September 2014

Definisi & Deksripsi Pekerjaan dari Program Web dan Agile Development Methods


Dalam industri web terdapat banyak titel dan deskripsi pekerjaan, tapi dalam kenyataan-nya banyak pekerja di industri web terjebak dalam job desc yang tidak spesifik dan perlahan meluas, ini cukup merugikan pekerja di industri web.

Berikut adalah titel-titel pekerjaan dan deskripsi-nya :

1. Web Architect
Web Arsitektur adalah suatu pendekatan terhadap desain dan perencanaan situs yang melibatkan teknis, kriteria estetis dan fungsional. Seperti dalam arsitektur tradisional, fokusnya adalah kebutuhan pengguna. Hal ini memerlukan perhatian perhatian khusus pada konten web, rencana bisnis, kegunaan, desain interaksi, informasi, dan desain arsitektur web. Untuk optimasi mesin pencari yang efektif perlu memiliki apresiasi tentang bagaimana sebuah situs web terkait dengan World Wide Web.

2. Web Designer
Web designer, kata “Web” disini memberikan deskripsi spesifik bahwa pekerjaan si desainer adalah fokus terhadap tampilan dan layout web, pemahaman tentang HTML, CSS & Javascript ringan diperlukan dalam bidang pekerjaan ini. Pada kenyataannya di Indonesia banyak web designer yg job desc-nya hanya sebagai graphic desainer (tidak mengkonversi desain ke web format), ini pun kadang tidak di keluhkan si web desainer karena mungkin saja gaji yang tidak selevel dengan web desainer sebenarnya, so it’s web designer with a graphic designer salary.

3. Web Progammer
Web Programmer adalah seseorang yang menciptakan aplikasi berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman. Pada dasarnya, web developer membuat berrbagai hal terjadi pada sebuah website. Peran web developer adalah sebagai penghubung dari semua sumber daya yang akan digunakan pada sebuah website. Mulai dari pemanggilan database, membuat halam website yang dinamis, hingga mengatur cara pengunjung untuk berinteraksi dengan elemen-elemen dari website tersebut.
Berikut adalah bagian aplikasi yang harus dipahami oleh seorang web developer :
  • Client-side: JavaScript
  • Server side : ASP,ASP.NET,Java,Perl,PHP,Phyton,Ruby,dsb.
  • Database: MySQL, Oracle, dsb.
Aspek tampilan menjadi sisi yang agak terpinggirkan oleh web developer, Pada umumnya setelah scripting dari aplikasi web telah selesai dibuat, web developer akan menyerahkan pekerjaannya kepada web designer untuk menciptkan tampilan yang baik.

4. Web Developer
Pekerjaan yang satu ini fokus pada pekerjaan backend dan pemrograman yang berhubungan dengan bahasa web PHP, ASP, Ruby atau phyton, pengetahuan yang baik tentang database seperti mysql dan cara kerja server diperlukan dalam job description web developer, tidak lupa juga mereka tentunya mengerti  HTML & CSS. Tapi hal yang terpenting dalam pekerjaan web developer adalah fokus pada konsep pemrograman, keamanan dan struktur web. Sinonim dari titel pekerjaan ini adalah Web Programmer atau Web Application Developer.

5. Web Administrator
Adalah orang yang bertugas untuk memelihara situs web khususnya pada server. Web administrator harus memahami secara mendalam tentang sistem operasi yang digunakan server, proses penginstalan, memahami jaringan LAN, WAN, keamanan data server, dan yang penting dia juga harus dapat mengatasi masalah Troubleshooting.

6. Web Analisis
Web analis adalah pengukuran, pengumpulan, analisis dan pelaporan data internet untuk tujuan pemahaman dan mengoptimalkan penggunaan web.
Web analis bukan hanya sebuah alat untuk mengukur lalu lintas situs Web, namun dapat digunakan sebagai alat untuk penelitian bisnis dan riset pasar. Analisis Web aplikasi dapat juga membantu perusahaan mengukur hasil kampanye iklan cetak tradisional. Ini membantu orang untuk memperkirakan bagaimana lalu lintas ke situs web berubah setelah peluncuran kampanye iklan baru. Web analytics menyediakan data tentang jumlah pengunjung, tampilan halaman dll untuk mengukur popularitas situs yang akan membantu untuk melakukan riset pasar.

Ada dua kategori analisis Web; off-site dan on-site web analytics.
Off-site web analisis mengacu pada pengukuran dan analisis web tidak peduli apakah Anda sendiri atau mempertahankan sebuah website. Ini mencakup pengukuran potensi sebuah situs web penonton (kesempatan), berbagi suara (visibilitas), dan buzz (komentar) yang terjadi di Internet secara keseluruhan.



 Agile Development Methods


Secara garis besar tujuan dirumuskannya agile development methods, yaitu :
  1. High-value & working App system, diharapkan dengan memakai agile development methods dapat dihasilkan perangkat lunak yang mempunyai nilai jual yang tinggi, biaya pembuatan bisa di tekan dan perangkat lunak bisa berjalan dengan baik.
  2. Iterative, incremental, evolutionary, agile adalah metode pengembangan perangkat lunak yang iteratif, selalu mengalami perubahan, dan evolusioner. Tim harus bekerja dalam waktu yang singkat(biasanya 1-3 minggu) dan juga selalu menambah fungsionalitas dari perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan klien. Agile dapat dianalogikan ketika seseorang ingin pergi ke suatu kota dan dia tidak tahu jalannya. Lalu bagaimana dia bisa sampai tujuan? Dengan sering bertanya kepada orang yang dia temui dijalan hingga dia sampai di tempat tujuan.
  3. Cost control & value-driven development, salah satu tujuan dari agile yaitu pengembangan perangkat lunak disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, tim bisa dengan cepat merespon kebutuhan yang diinginkan pengguna sehingga waktu dan biaya pembuatan perangkat lunak bisa dikontrol.
  4. High-quality production, walaupun biaya pembuatan perangkat lunak bisa ditekan dan proses pembuatan bisa dipercepat , tetapi kualitas dari perangkat lunak yang dibuat harus tetap dijaga. Dengan melakukan tes setiap fungsionalitas perangkat lunak setelah selesei dibuat berarti agile juga mengakomodir kebutuhan ini.
  5. Flexible & risk management, jika kita menggunakan metode pembuatan yang biasanya dipakai, jika ingin mengubah fungsionalitas dari wireframe yang telah dibuat di butuhkan proses yang rumit. Mulai dari pertemuan dengan sistem analis untuk mengubah sistem perangkat lunak, perubahan rencana rilis produk hingga perubahan biaya produksi. Pertemuan dengan klien untuk melakukan tes perangkat lunak juga sering dilakukan sehingga fungsionalitas perangkat lunak mudah diubah dan akhirnya kegagalan perangkat lunakpun bisa diminimalisir.
  6. Collaboration, dengan menggunakan agile, tim pengembang diharuskan sering bertemu untuk membahas perkembangan proyek dan feedback dari klien yang nantinya akan ditambahkan dalam perangkat lunak, sehingga tim bisa berkolaborasi dengan maksimal.
  7. Self-organizing, self-managing teams, rekrut orang terbaik, beri dan dukung kebutuhan mereka lalu biarkan mereka bekerja. Itulah perbedaan agile dan SDM lainnya. Dengan agile, developer dapat memanajemen dirinya sendiri, sedangkan manajer tim hanya bertugas mengkolaborasikan developer perangkat lunak dengan klien. Sehingga terciptalah tim yang solid.
  8. Bagaimana agile bekerja
  9. Topik selanjutnya yaitu tentang cara kerja agile development methods. Disini akan dijelaskan bagaimana agile development methods (model scrum) digunakan dalam manajemen proyek.
Komposisi tim
Secara umum komposisi dari sebuah tim pengembang perangkat lunak yaitu :
  1. Owner / Klien, bersama dengan developer sebagai bagian terpenting dalam proyek, tugas dari klien menentukan fungsi dari perangkat lunak yang akan di buat, melakukan testing dan memberikan feedback.
  2. Manajer / Scrum Master, bertugas mengkolaborasikan developer dengan klien, membuat dan mengevaluasi target pengerjaan perangkat lunak.
  3. Sistem Analis, membuat arsitektur sistem dari perangkat lunak yang akan dibuat.
  4. Developer, merupakan titik vital dalam tim, tanpa developer perangkat lunak tidak akan bisa dibuat.
Story
Story adalah daftar kebutuhan atau fitur yang nanti akan dibuat. Story berisi apa yang klien kehendaki, dan ditulis dalam bahasa yang dimengerti klien. Dengan kata lain dapat disimpulan Story adalah bagian terpenting dari Scrum.
Story terdiri dari kolom-kolom berikut ini
  1. ID – Identifikasi unik, biasanya berupa nomor urut. Hal ini untuk menghindari kehilangan jejak story kalau kita mengganti namanya.
  2. Nama – Nama story bersifat deskriptif, padat, singkat, dan jelas (2-10 kata), sehingga tim dan klien memahami kira-kira story yang dibicarakan.
  3. Kepentingan – Derajat kepentingan yang diberikan oleh klien terhadap story. Pemberian derajat kepentingan biasanya menggunakan deret fibonacci (1,1,2,3,5,dst). Semakin tinggi nilainya maka semakin tinggi pula prioritas pengerjaannya.
  4. Perkiraan awal – Perkiraan awal tim tentang berapa banyak kerja yang diperlukan untuk mengimplementasikan sebuah story.
  5. Demo – deskripsi umum bagaimana cara story ini didemokan pada waktu sprint demo (lakukan ini, klik itu, lalu ini akan muncul,dll).
Sprint
Sprint (Rapat perencanaan pembuatan perangkat lunak dilakukan 2-8 minggu sekali), yang perlu diperhatikan saat melaksanakan sprint antara lain
Tujuan sprint.
  1. Daftar anggota tim harus lengkap.
  2. Sprint backlog (daftar story yang akan diikutkan dalam sprint).
  3. Tanggal demo yang pasti.
  4. Tempat dan waktu yang jelas untuk pelaksanaan sprint berikutnya.
Tim akan melakukan sprint secara simultan sampai perangkat lunak selesei dikerjakan, sebagai contoh:
Sprint 1, tim membuat fungsi login,logout dan demo perangkat lunak akan dilakukan 3 minggu kemudian. Setelah dilakukan demo untuk mengevaluasi kerja yang dilakukan tim pada Sprint 1, maka Sprint 1 dianggap selesei. Bahan evaluasi dari Sprint 1 akan dibawa ke Sprint 2 begitu seterusnya sampai aplikasi selesei dikerjakan.
Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan
  1. Beberapa kelebihan dari agile diantaranya
  2. 82% Menambah produktivitas tim.
  3. 7% Menambah kualitas perangkat lunak.
  4. 78% Menambah kepuasan klien.
  5. 37% Menghemat biaya.

Kekurangan
  1. Sedangkan kekurangan dari agile antara lain :
  2. Agile tidak akan berjalan dengan baik jika komitmen tim kurang.
  3. Tidak cocok dalam skala tim yang besar (>20 orang).
  4. Perkiraan waktu release dan harga perangkat lunak sulit ditentukan.

Senin, 25 Agustus 2014

Contoh Studi Kasus Model Pengembangan Perangkat Lunak


Pengertian

Dalam rekayasa perangkat lunak, metodologi pengembangan perangkat lunak atau metodologi pengembangan sistem adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk menstrukturkan, merencanakan, dan mengendalikan proses pengembangan suatu sistem informasi. Banyak ragam kerangka kerja yang telah dikembangkan selama ini, yang masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.


Model dalam Metode Pengembangan Perangkat Lunak


Ada beberapa model dalam metode pengembangan perangkat lunak, yaitu:

1. Model Prototype
Contoh Model Prototype

          Pendekatan prototyping model digunakan jika pemakai hanya mendefinisikan objektif umum dari perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan input, pemrosesan dan outputnya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi, atau bentuk interaksi manusia-mesin yang harus diambil. 

Kelebihan model prototype:
  1. Menghemat waktu pengembangan
  2. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan 
  3. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan 
  4. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya  
  5. User dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem
Kekurangan model prototype: 
  1. Biaya untuk membuat prototyping cukup tinggi 
  2. Biasanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan 
  3. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat 
Contoh studi kasus:
     Seorang pelanggan mendefinisikan serangkaian sasaran umum bagi perangkat lunak, tetapi tidak melakukan mengidentifikasi kebutuhan output, pemrosesan, atupun input detail. Pada kasus yang lain, pengembang mungkin tidak memiliki kepastian terhadap efisiensi algoritme, kemampuan penyesuaian dari sebuah sistem operasi,atau bentuk-bentuk yang harus dilakukan oleh interaksi manusia dengan mesin. Dalam hal ini, serta pada banyak situasi yang lain, prototyping paradigma mungkin menawarkan pendekatan yang terbaik.
Prototyping paradigma dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari software, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar diman definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan “perancangan kilat”. Perancangan kilat berfokus pada penyajian dari aspek-aspek software tersebut yang akan nampak bagi pelanggan atau pemakai (contohnya pendekatan input dan format output). Perancangan kilat membawa kepada konstruksi sebuah prototipe. Prototipe tersebut dievaluasi oleh pelanggan/pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan software. Iterasi terjadi pada saat prototipe disetel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dan pada saat yang sama memungkinkan pengembang untuk secara lebih baik memahami apa yang harus dilakukannya.

2. Model Waterfall


       Waterfall model adalah model yang melakukan pendekatan pada perkembangan perangkat lunak secara seistematik dan sekuensial. Yang artinya kegiatan pada model ini dilakukan secara terurut berdasarkan panduan proses mulai dari komunikasi kepada client atau pelanggan sampai dengan aktifitas sampai pengorderan setelah masalah dipahami secara lengkap dan berjalan stabil sampai selesai.

Contoh model waterfall


Kelebihan model waterfall:
  1. Mudah diaplikasikan.
  2. Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
  3. Cocok digunakan untuk produk software yang sudah jelas kebutuhannya di awal, sehingga minim kesalahannya.
 Kekurangan model waterfall:
  1. Waterfall model bersifat kaku sehingga sulit untuk melakukan perubahan pada sistem perangkat lunak. 
  2. Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses. 
  3. Customer harus sabar untuk menanti produk selesai, karena dikerjakan tahap per tahap,menyelesaikan tahap awal baru bisa ke tahap selanjutnya. 
  4. Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung team work yang sedang membuat produk. 
  5. Adanya waktu menganggur bagi pengembang, karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya. 
Contoh studi kasus:
      Sulitnya petugas bagian administrasi dalam mengolah data perpustakaan yang mengakomodasi peminjaman, buku, pengembalian dan membuat laporan yang membutuhkan banyak waktu. Adapun tujuan dari model sistem ini adalah
memodelkan sebuah sistem informasi Perpustakaan yang berbasis komputer dengan menggunakan metode waterfall dan sistem informasi perpustakaan ini, untuk membantu petugas dalam menghadapi kendala yang dihadapi dalam melakukan transaksi, sehingga dengan adanya sistem informasi tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan Perpustakaan. 

3. Model Spiral

Contoh Model Spiral
       Spiral model adalah model proses yang pendekatannya bersifat realistis pada software besar karena proses dari awal sampai proses pengiriman dan perbaikan dapat dipahami dnegan baik oleh clieent dan developer. Model ini mempunyai rangkaian kerja yang iterasi (peningkatan pada model) awal yang berbentuk prototype dan kemudian iterasi selanjutnya akan menjadi perkembangan dari model sebelumnya. Model ini dapat terus digunakan meskipun software sudah dikirimkan karena proses (siklus)dapat berputar lagi jika ada perubahan pada software sampai tidak ada permintaan perupbahan pada software oleh client.


Kelebihan model spiral:
  1. Setiap tahap pengerjaan dibuat prototyping sehingga kekurangan dan apa yang diharapkan oleh client dapat diperjelas dan juga dapat menjadi acuan untuk client dalam mencari kekurangan kebutuhan.
  2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
  3. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer. 
  4. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
  5. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
  6. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif.
  7. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius. 
Kekurangan model spiral:
  1. Banyak konsumen (Client) tidak percaya bahwa pendekatan secara evolusioner dapat dikontrol oleh kedua pihak. Model spiral mempunyai resiko yang harus dipertimbangkan ulang oleh konsumen dan developer.
  2. Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus mengandalkannya supaya sukses.
  3. Belum terbukti apakah metode ini cukup efisien karena usianya yang relatif baru.
  4. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
  5. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.
Contoh studi kasus:

      Tuan X adalah General Manager A Company, sebuah perusahaan perkapalan yang berbasis di Singapura. Sebagai
perusahaan UKM muda yang terus berkembang, Tuan X menginvestasikan sebagian modal perusahaan untuk promosi di media cetak dan elektronik, serta melatih kemampuan karyawan melalui berbagai kursus. Untuk mendukung kerja karyawan, A Company menggunakan komputer dasar (Basic PC) yang dilengkapi dengan office
software. Seperti kebanyakan UKM lainnya, A Company juga memiliki akses internet yang hanya dapat digunakan
secara terbatas di beberapa PC. A Company memiliki satu buah email resmi yang masih menggunakan domain dari
ISP (Internet Service Provider). Untuk komunikasi dilingkungan karyawan, mereka menggunakan fasilitas
email gratis yang banyak tersedia di internet. Email gratis ini kadang juga digunakan untuk berkomunikasi dengan
supplier dan pelanggan. Sebagai perusahaan UKM yang terus berkembang cepat,
Tuan X mulai berfikir untuk mengembangkan A Company lebih professional. Harapan Tuan X, calon pelanggan
potensial, pelanggan, supplier dan karyawan lebih mengenal A Company. Disisi lain, ia juga berharap agar cara yang
digunakan lebih efisien, hemat biaya, tetapi menampilkan sosok perusahaan yang meyakinkan atau bonafit. Tuan X
meyakini, bahwa berkomunikasi menggunakan alamat email atau domain sendiri; promosi melalui website sendiri; data
yang terintegrasi dan dapat diakses disemua komputer perusahaan akan dapat membawa perusahaan menjadi lebih
profesional. A Company tidak memiliki departemen khusus untuk menangani TI. Untuk mewujudkan keinginannya, Tuan X
meminta bantuan perusahaan khusus TI. Implementasi TI dikerjakan oleh perusahaan TI (sebagai pemenang tender)
dalam jangka waktu kontrak 1 tahun, Dalam proses implementasi, Tuan X menyerahkan tugas dan tanggungjawab
kepada bawahannya. Semua karyawan dilibatkan dalam pertemuan dan diskusi dengan perusahaan
pembangun TI. Dari waktu kontrak 1 tahun yang disepakati, TI yang bisa diimplementasikan adalah pembangunan
jaringan komputer, akses internet, email, dan pembangunan data.


4. Model Increment

      Dalam model Incremental ini proses pengerjaan perangkat lunak akan dilakukan perbagian sehingga bagian selanjutnya akan dikerjakan setelah bagian awal telah selesai dan selanjutnya sampai menghasilkan perangkat lunak yang lengkap dengan semua fungsi yang diperlukan dan pengerjaan perangkat lunak berakhir. Sebelum pengerjaan perangkat lunak akan dilakukan perancangan arsitektur software sebagai kerangka dalam pengerjaan perbagian. 


Contoh model increment

Kelebihan model increment:
  1. Resiko yang rendah pada pengembangan sistem.
  2. Mengutamakan fungsi-fungsi pada sistem perangkat lunak sehingga kemudahan pemakaian sistem yang paling di utamakan. 
  3. Tahap awal adalan dasar dari pembuatan tahap berikutnya (dikerjakan secara terurut).
  4. Cocok digunakan bila pembuat software tidak banyak/kekurangan pembuat
  5. Mampu mengakomodasi perubahan kebutuhan customer. 
  6. Mengurangi trauma karena perubahan sistem. Klien dibiasakan perlahan-lahan menggunakan produknya bagian per bagian.
  7. Memaksimalkan pengembalian modal investasi konsumen. 
Kekurangan model increment:
  1. Hanya akan berhasil jika tidak ada staffing untuk penerapan secara menyeluruh.
  2. Penambahan staf dilakukan jika hasil incremental akan dikembangkan lebih lanjut.
  3. Hanya cocok untuk proyek dengan skala kecil.
  4. kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan.
Contoh studi kasus:
      Puskesmas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Diantaranya adalah rekam medis pasien di Puskesmas Mranggen I masih menggunakan sistem manual, sehingga menyebabkan beberapa kendala diantaranya pengolahan data pasien yang masih lambat yang mengakibatkan tingginya tingkat kesalahan dalam pengolahan data pasien. Sistem rekam medis ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis studi kasus pada Puskesmas Mranggen I, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literature. Teknik analisis data menggunakan model incremental yang dikembangkan dari model waterfall, sedangkan model analisis menggunakan analisis terstruktur yaitu ERD (Entity Relationship Diagram) dalam menggambarkan model data dan DFD (Data Flow Diagram) untuk mengembangkan model fungsional.Perangkat pembangun adalah Borland Delphi 7 dengan database MySQL. Data yang diproses yaitu pendaftaran, rekam medis, rujukan, laboratorium sedangkan keluaran dari system berupa laporan-laporan.

Rabu, 20 Agustus 2014

Review Aplikasi: Revo Uninstaller

Assalamu'alaikumwr. Wb.
Apa kabar kawan Storer semua?  Semoga kawan Storer semua sedang berada dalam keadaan baik-baik saja. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sedikit sebuah software yang berguna bagi kita semua, Revo Uninstaller. Yup benar, ini merupakan sebuah aplikasi untuk meng-uninstall sebuah aplikasi.
Kebiasaan menginstall software yang tidak terlalu penting lalu meng-uninstallnya sembarangan bisa membuat kinerja komputer kita menurun. Jkita meng-uninstall sebuah software, sebenarnya hal itu tidak serta-merta menghilangkan seluruh file yang kita uninstall hingga ke akar-akarnya. Mereka hanya terhapus pada fungsi dan wujudnya. Dalam hal ini hanya menghilangkan file yang terdapat pada C\Program File. Sedangkan pada sistem registry, file tersebut masih ada. Terkadang aplikasi tersebut masih menyisakan file di folder system (temp). Itulah yang jejak yang ditinggalkan oleh file yang kita uninstall.
Mungkin selama ini yang kita lakukan saat meng-uninstall software, kita meng-uninstall-nya dari Control Panel Windows atau langsung dari file uninstaller bawaan software tersebut. Sebetulnya hal ini memang sah-sah saja dan bisa berjalan normal juga. Namun alangkah baiknya saat meng-uninstall sebuah software, semuanya jejak software itu bisa terhapus secara menyeluruh
Jadi, semakin sering kita melakukan install dan uninstall software, maka sistem registry pada a akan dipenuhi oleh file registry sampah yang bisa menurunkan kinerja komputer kita. Lalu bagaimana cara mengatasi hal ini dengan tepat? Tenang saja, kita masih bisa mengatsinya dengan sebuah software, Revo Uninstaller. Revo Uninstaller merupakan sebuah program utilitas yang berfungsi untuk meng-uninstall suatu program secara menyeluruh hingga ke sistem registry. Revo Uninstaller sendiri ada yang gratis dan berbayar (yang berbayar namanya Revo Uninstaller Pro). 


Desain Produk


Sampul dari box penjualan Revo Uninstaller Pro Version cukup menarik. Dibalut warna dasar biru tua dan bertuliskan “Reo Uninstaller Pro” dengan motto mereka
“Remove unwanted programs and traces easily”. Simple tapi cukup menarik.


Fitur Produk

Untuk fitur yang ditawarkan terbilang cukup banyak, seperti:
  • Autorun manager yang berfungsi untuk mematikan proses applikasi yang berjalan dengan sangat mudah
  • Junk file clener untuk membersihkan sisa file yang dianggap tidak berguna
  • Browser cleaner untuk membersihkan history dan cookies pada web browser
  • Microsoft Office Cleaner untuk membersihkan recent document
  • Windows Cleaner yang berfungsi untuk membersihkan semua trace pada pada komputer
  • Evidence Remover untuk membersihkan trace pada hard disk
  • Unrecoverable Delete yang berfungsi untuk menghapus file dengan sangat aman sehingga tidak bisa direpair lagi.
  • Dan masih banyak lagi fitur lainnya.


Kelebihan Produk

Kelebihan produk? Jangan ditanya! Menurut saya aplikasi uninstaller yang satu ini banyak sekali keunggulannya, seperti:
  • Mudah digunakan
  • Interface yang User-Friendly
  • Uninstaller yang inovatif
  • Memiliki algoritma maju dan cepat, melakukan scan sebelum dan sesudah meng-uninstall aplikasi 
  • Bisa mendeteksi Broken Instalations
  • Dapat melakukan back-up registry terlebih dahulu
  • Membuat restore points sebelum meng-uninstall
Dan masih banyak lagi keunggulan lainnya guys~


Kekurangan Produk

Kekurangan produk ya? Emm... Saya pribadi kesulitan mencari kekurangan dari aplikasi ini. Mungkin kekurangannya seperti bug yang muncul (tapi sudah teratasi dengan update-nya), atau mungkin karena harganya yang terlalu mahal untuk sebuah aplikasi sederhana (FYI, dalam website resmi Revo uninstaller disebutkan bahwa harga aplikasi ini $39.99, Tapi Revo sendiri menyediakan versi gratis nya dan bahkan versi portable nya. Problem solved~). So, menurut saya aplikasi ini tidak memiliki kekurangan yang sangat mengganggu bagi pengguna sampai saat ini.

Spesifikasi minimum

  • Microsoft Windows XP SP3 (x86 atau x64)
  • 128 megabytes (MB) RAM
  • 35 MB Hard Disk space
  • 500 MHz processor
  • Pentium - compatible CPU
*)Sepsifikasi di atas merupakan spesig\fiaksi minimum untuk mengiunstall Revo Uninstaller versi 3.0.8 (terbaru)

Changelog

*)Changelog ini diambil langsung dari website Revo Uninstaller, dan hanya menampilkan update dari 6 versi teranyar.
Version 3.0.8Added - Backup creation before Traced Uninstall
Fixed bugs

Added Norwegian language and updated language files
Version 3.0.7
Improved scanning for
leftovers
Fixed bugs

Updated
language files
Version 3.0.5
Improved scanning for
leftovers
Fixed bugs

Updated
language files
Version 3.0.2
Fixed
bugs
U
pdated language files 
Version 3.0.1
Fixed issue with the registration status
Version 3.0.0Added - Logs Database of prepared from us logs ready for uninstall
Added - Quick/Multiple Uninstall command
Added - Export, Import, Edit and Review logs
Added - Details Panel about selected program/log in Icon view
Added - Export in HTML of found leftover data and logs data
Added - Possibility to uninstall few traced logs at once
Improved - Scanning algorithms for leftovers
Improved - All additional tools included in Revo Uninstaller Pro


Kesimpulan

Aplikasi ini sangat berguna bagi kita. Bila Anda ingin menghapus sepenuhnya program atau aplikasi yang tidak diinginkan dengan mudah, Revo Uninstaller Pro yang Anda butuhkan. Dengan kemampuan scanning registry nya aplikasi ini mampu menguninstall aplikasi dengan bersih sampai ke akar-akarnya. Aplikasi ini menyediakan Free Trial selama 30 hari apabila kita ingin mencoba menggunakannya sebelum membelinya.
 
Well, bagaimana menurut kawan Storer semua mengenai aplikasi yang satu ini? Semoga review kali ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin..
Wassalamu'alaikum. wr. wb.






Test Posting Pertama

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Sed erat magna, blandit nec ligula in, dictum consequat orci. Integer porta quam dui, et pulvinar enim aliquam non. Integer suscipit sodales nisi sed feugiat. Sed commodo lacinia cursus. Integer scelerisque nibh accumsan turpis porta faucibus. Ut adipiscing nunc nec leo semper, nec aliquam neque accumsan. Aenean imperdiet felis vulputate eleifend consequat. Vestibulum consectetur ligula in fermentum feugiat. Duis libero velit, accumsan quis ullamcorper porta, venenatis at dolor. Interdum et malesuada fames ac ante ipsum primis in faucibus. Morbi et magna vitae tellus bibendum porttitor id a leo. Nullam dapibus tincidunt nunc, ut facilisis augue iaculis sed. Maecenas faucibus viverra dolor, sed blandit arcu vehicula et. Aliquam elit nisi, rhoncus vitae ligula in, consectetur ullamcorper magna. Fusce elementum ultricies purus eget blandit. Nunc pulvinar tortor ut pellentesque tincidunt.
Nunc congue nunc varius eros condimentum, eu feugiat ligula adipiscing. Quisque ut dolor ullamcorper lacus dignissim consectetur. Proin et suscipit erat. Ut blandit varius auctor. In vel tortor sapien. Nullam purus sem, aliquet eget mollis eget, tristique a ligula. Maecenas convallis pulvinar risus ac lacinia. Proin sollicitudin ultrices lorem, ac porttitor magna ultricies in. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.
Sed vitae nisi ac lorem dictum tincidunt. Maecenas purus lectus, ullamcorper et sagittis id, laoreet at nunc. In vel leo eget nulla elementum iaculis sed ac turpis. Nunc quis magna ligula. Proin vitae risus non nisl vulputate ornare eu ac nibh. Aenean elementum magna sed velit feugiat, id dictum quam suscipit. Curabitur non scelerisque enim, eget tempor enim. Cras quis ullamcorper urna, ut volutpat tortor. In eu lacinia lacus, sed elementum nibh. Sed vel arcu ullamcorper, lobortis purus sit amet, cursus dui. Suspendisse lectus nibh, eleifend in interdum et, molestie ut quam. Mauris tincidunt blandit tellus et pretium. Suspendisse non tortor elit. Quisque vitae laoreet orci. Pellentesque rhoncus pellentesque dictum.
Sed placerat et libero vitae venenatis. Curabitur fringilla urna blandit arcu luctus vestibulum. Quisque sit amet blandit dolor, ut volutpat sem. Nullam dignissim consequat dui. Cras venenatis, eros vel laoreet hendrerit, sapien felis auctor nibh, volutpat euismod est nibh vitae justo. Nunc laoreet porta accumsan. Quisque laoreet iaculis nulla eget fermentum. Proin eget viverra lacus, id ultrices ante. Morbi ut erat quis sem eleifend gravida.
Mauris quam dui, facilisis ac sodales quis, porttitor vel ante. Curabitur pulvinar turpis eros, ac tincidunt neque euismod id. Integer vitae neque ut libero ultricies varius sit amet id enim. Cras et augue lacus. Nam eget dictum elit, et pretium sem. Sed lacinia, ligula non molestie varius, turpis metus porta sem, vel adipiscing leo felis nec lectus. Vivamus eleifend blandit ligula scelerisque pellentesque. Maecenas dignissim a lacus id convallis.